Friday, September 16, 2011

Hadits 40 Imam Nawawi (bagian 2)

HADITS KEDUAPULUH SATU
الَ : 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 ي رَضِ 􀑧 دِ اللهِ الثَّقَفِ 􀑧 نِ عَبْ 􀑧 فْيَانُ بْ 􀑧 رَةَ سُ 􀑧 عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْ
لْ􀑧 الَ : قُ 􀑧 رَكَ . قَ 􀑧 داً غَيْ 􀑧 هُ أَحَ 􀑧 أَلُ عَنْ 􀑧 وْلاً لاَ أَسْ 􀑧 لاَمِ قَ 􀑧 ي اْلإِسْ 􀑧 ي فِ 􀑧 لْ لِ 􀑧 وْلَ اللهِ قُ 􀑧 قُلْتُ : يَا رَسُ
[رواه مسلم] آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Kosa kata / : مفردات
أسأل : (saya) bertanya اِسْتَقِم : istiqomah-lah, berpegang teguhlah.
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats
Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan
kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah,
kemudian berpegang teguhlah . (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.
2. Amal saleh dapat menjaga keimanan
3. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.
4. Istiqomah merupakan derajat yang tinggi .
5. Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat
keimanannya.
6. Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata
hingga mati.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Bertanya untuk mendapatkan kebaikan : 2 : 149, 2 : 512, 2 : 217, 2 : 219, 2 :
219, 2 :220.
2. Iman dan istiqomah : 41 : 30, 46 : 13, 72 : 16, 15 : 99
الحديث الثاني والعشرون
HADITS KEDUAPULUH DUA
أَ لَ 􀑧 لاً سَ 􀑧 ا : أَنَّ رَجُ 􀑧 يَ اللهُ عَنْهُمَ 􀑧 ارِي رَضِ 􀑧 دِ اللهِ الأَنْصَ 􀑧 نِ عَبْ 􀑧 ابِرْ بْ 􀑧 دِ اللهِ جَ 􀑧 ي عَبْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
مْ تُ 􀑧 اتِ، وَصُ 􀑧 لَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَ 􀑧 تَ إِذَا صَ 􀑧 الَ : أَرَأَيْ 􀑧 لَّمَ فَقَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 رَسُ
ةَ ؟ 􀑧 رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّ
[رواه مسلم] قَالَ : نَعَمْ .
Kosa kata / : مفردات
المكتوبات : Shalat-shalat fardu ( أحلل(تُ : (saya) menghalalkan
حرَّم(تُ) : (saya) mengharamkan هل / أ : Apakah
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya
kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika
saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram13) dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk
surga ?. Beliau bersabda : Ya. (Riwayat Muslim)
Catatan :
* Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang
kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak
diketahuinya.
1. Maksud mengharamkan yang haram adalah: menghindarinya dan maksud menghalalkan yang halal adalah :
mengerjakannya dengan keyakinan akan kehalalannya .
2. Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak
menentukannya kecuali Allah ta’ala.
3. Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap
syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai kesana.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Evaluasi diri / muhasabah : 59 : 18
2. Rindu syurga : 3 : 133, 66 : 11
3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9 : 29, 66 : 1, 7 : 157
الحديث الثالث والعشرون
HADITS KEDUAPULUH TIGA
وْلُ ا للهِ 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 عَرِي رَضِ 􀑧 مْ اْلأَشْ 􀑧 نِ عَاصِ 􀑧 عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ ا للهِ
دَقَ ةُ 􀑧 وْرٌ، وَالصَّ 􀑧 لاَةُ نُ 􀑧 مَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّ 􀑧 يْنَ السَّ 􀑧 ا بَ 􀑧 لآنِ – مَ 􀑧 لأُ – أَوْ تَمْ 􀑧 دُ للهِ تَمْ 􀑧 وَالْحَمْ
ا􀑧 ا أَوْ مُوْبِقُهَ 􀑧 هُ فَمُعْتِقُهَ 􀑧 اَئِعٌ نَفْسَ 􀑧 دُو فَب 􀑧 اسِ يَغْ 􀑧 بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . آُلُّ النَّ
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الطهور : Bersuci شطر : Setengah, sebagian
تملأ (تملآن) : Memenuhi برهان : Bukti
يغدو : Berangkat (pagi hari) بائع : menjual
موبق : Menghancurkan معتق : Memerdekakan
ها pada kalimat موبق dan معتق kembali kepada kalimat نفس (jiwa) .
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bersuci sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat
memenuhi timbangan14), Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan
bumi, Sholat adalah cahaya15), shadaqah adalah bukti16), Al Quran dapat menjadi saksi yang
meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya17),
ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan
dirinya . (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan keta’atan
dan berkurang dengan maksiat dan dosa.
1. Maksudnya adalah timbangan kebaikan seorang hamba pada hari kiamat.
2. Dikatakan cahaya karena shalat dapat menunjukkan seseorang kepada perbuatan yang baik.
3. Bukti akan kebenaran keimanannya.
4. Menjual dirinya baik kepada Allah ta’ala dengan menta’ati-Nya atau kepada syetan dengan bermaksiat kepada-Nya.
2. Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4. Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim
terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya
dan ketakwaannya.
5. Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana
hal tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.
6. Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami
seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7. Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan mentadabburi (merenungkan)
ma’nanya, menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi
syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8. Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada
Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Keutamaan bersuci : 9 : 108, 2 : 222
2. Keutamaan dan kekuatan zikir : 8 : 45, 13 : 28
3. Shadaqah : 2 : 261, 57 : 18, 33 : 35.
4. Interaksi dengan Al Quran : 4 : 82, 7 : 204, 25 : 30
5. Perbuatan manusia kembali kepada dirinya : 17 : 7
الحديث الرابع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH EMPAT
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ
عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي آُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِآُمْ . يَا
عِبَادِي آُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي آُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ
مَنْ آَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَآْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي،
وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ آَانُوا
عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ آَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ
مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ
فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ آُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ آَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ
إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ
وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
تظالموا : (kalian) saling ضال : sesat
menzalimi استهدوني : Hendaklah kalian minta
هدي(ت)(ه) : (aku) berikan hidayah
(kepadanya)
hidayah dariku
جائع : Lapar ( أطعم(ت)(ه : (Aku) berikan
استطعموني : Mintalah makan makan (kepadanya)
kepada-Ku عار : Telanjang
آسو(ت)(ه) : (Aku) memberi pakaian
(kepadanya)
استكسوني : Mintalah pakaian kepada-Ku.
تخطئون : (kalian) melakukan تبلغوا : (kalian) sampai, dapat
kesalahan زاد : Menambah
أتقى : Yang paling bertaqwa نقص : Mengurangi
أفجر : Orang yang paling المخيط : Jarum
durhaka ( أوفي(آم : (Aku) sempurnakan
صعيد : Tempat, bukit. (balasannya)(kepada kalian)
أحصي(ها) : (Aku) menghitung(nya)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman 18): Wahai
hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah
menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku
zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka
mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hambaku,
kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka
mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian
semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah
pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya
melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya,
maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya
tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada
kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang
pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya
berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah
kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian
sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti
orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu mengurangi kerajaan-Ku
1. Hadits seperti ini disebut hadits qudsi, yaitu hadits yang maknanya dari Allah dan redaksinya dari Rasulullah saw.
sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap
orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku
kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan
balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur
kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela
kecuali dirinya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Menegakkan keadilan diantara manusia serta haramnya kezaliman diantara mereka
merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting.
2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada
Allah ta’ala.
3. Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan kebaikan dan
menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat.
4. Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan
mengampuninya.
5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan
kemanfaatan.
6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-
Nya.
7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan seorang hamba dan
membalasnya.
8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan
atas dosa-dosa
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Besarnya bahaya kezaliman : 7 : 44, 10 : 13
2. Allah sumber hidayah dan rezeki : 18 : 17,
3. Kemurahan dan ampunan Allah taala : 39 : 53, 7 : 156
4. Kebaikan dan keburukan akan kembali kepada manusia : 17 : 7, 47 : 38, 7 : 160
الحديث الخامس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH LIMA
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم
لُّوْ نَ 􀑧 اْلأُجُوْرِ يُصَ 􀑧 دُّثُوْرِ بِ 􀑧 لُ ال 􀑧 بَ أَهْ 􀑧 وْلَ اللهِ، ذَهَ 􀑧 ا رَسُ 􀑧 قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَ
دْ􀑧 يْسَ قَ 􀑧 الَ : أَوَ لَ 􀑧 وَالِهِمْ قَ 􀑧 وْلِ أَمْ 􀑧 دَّقُوْنَ بِفُضُ 􀑧 وْمُ، وَتَصَ 􀑧 ا نَصُ 􀑧 وْمُوْنَ آَمَ 􀑧 آَمَا نُصَلِّي، وَيَصُ
ل 􀑧 دَقَةً وَآُ 􀑧 رَةٍ صَ 􀑧 لِّ تَكْبِيْ 􀑧 دَقَةً وَآُ 􀑧 بِيْحَةٍ صَ 􀑧 لِّ تَسْ 􀑧 مْ بِكُ 􀑧 دَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُ 􀑧 ا يَتَصَ 􀑧 مْ مَ 􀑧 لَ اللهُ لَكُ 􀑧 جَعَ
دَقَ ةً 􀑧 رٍ صَ 􀑧 ن مُنْكَ 􀑧 يٍ عَ 􀑧 دَقَةً وَنَهْ 􀑧 الْمَعْرُوْفِ صَ 􀑧 رٍ بِ 􀑧 تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَآُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْ
ا􀑧 هُ فِيْهَ 􀑧 وْنُ لَ 􀑧 هْ وَتَهُ وَيَكُ 􀑧 دُنَا شَ 􀑧 أْتِي أَحَ 􀑧 وْلَ اللهِ أَيَ 􀑧 ا رَسُ 􀑧 الُوا : يَ 􀑧 دَقَةً قَ 􀑧 وَفِي بُضْعِ أَحَدِآُمْ صَ
ي 􀑧 عَهَا فِ 􀑧 ذَلِكَ إِذَا وَضَ 􀑧 هِ وِزْرٌ ؟ فَكَ 􀑧 انَ عَلَيْ 􀑧 رَامٍ أَآَ 􀑧 ي حَ 􀑧 عَهَا فِ 􀑧 أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَ
الْحَلاَلِ آَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الدثور bentuk jamak dari دثر : harta الأجور : jamak dari الأجر : pahala
yang banyak وزر : dosa
فضول : sesuatu yang berlebih
بضع : kemaluan (maksudnya
adalah: jima)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam 19) berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “
Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak,
mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan
mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat
melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah
menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih 20)
merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah,
setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap
kemaluan kalian21) merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan
berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda :
Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram,
bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang
halal, maka baginya mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)
1. Yang dimaksud dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
yang fakir dari kalangan Muhajirin.
2. Tashbih adalah ucapan Shubhanallah.
1. Maksudnya adalah melakukan jimadengan istri.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi
jiwa serta menenangkan perasaan.
2. Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3. Luasnya keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi
hamba-Nya.
4. Semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang
untuk dirinya.
5. Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi
ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat saleh.
6. Anjuran untuk meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang
dapat meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7. Didalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang
bersabar.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan orang lain:
2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas : 2 : 177, 5 : 2
3. Mencari yang halal dan menjauhkan yang haram :
4. Menggunakan sesuatu sesuai yang telah ditetapkan:
الحديث السادس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH ENAM
ل 􀑧 لَّمَ : آُ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلُ اللهِ صَ 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 رَةَ رَضِ 􀑧 يْ هُرَيْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
دَقَةٌ، 􀑧 يْنِ صَ 􀑧 يْ نَ اثْنَ 􀑧 دِلُ بَ 􀑧 مْسُ تَعْ 􀑧 هِ الشَّ 􀑧 عُ فِيْ 􀑧 وْمٍ تَطْلُ 􀑧 لُّ يَ 􀑧 سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، آُ
ةُ􀑧 ةُ الطَّيِّبَ 􀑧 وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَ
دَقَةٌ . 􀑧 قِ صَ 􀑧 صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّ رِيْ
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
سلامَى : tulang pada telapak تعدل : berlaku adil, mendamaikan
tangan dan jari-jari (yang dimak- ترفع : mengangkat
sud adalah semua anggota tubuh) خطوة : langkah
تعين : menolong الأذى : gangguan, rintangan
متاع(ه) : harta benda (nya) تميط : menyingkirkan, menghilangkna
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari
terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau
menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya
atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap
langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan
dari jalan adalah sedekah. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
2. Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota badan
untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan
menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3. Temasuk sedekah adalah : Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain,
justru seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.
4. Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah
melakukan perbuatan baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5. Anjuran untuk mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan kalimat
yang baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat.
6. Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
7. Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan
bumi.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menolong sesama manusia : 5 : 2, 107 : 1-7
2. Menjaga kepentingan bersama :
3. Perkataan yang baik : 17 : 23, 33 : 32, 4 : 9
الحديث السابع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH TUJUH
رُّ􀑧 الَ : الْبِ 􀑧 لم قَ 􀑧 ه وس 􀑧 لَّى الله علي 􀑧 يِّ صَ 􀑧 نِ النَّبِ 􀑧 عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَ
حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَآَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
لَّ مَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 تُ رَسُ 􀑧 الَ : أَتَيْ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِ
هِ􀑧 تْ إِلَيْ 􀑧 ا اطْمَأَنَّ 􀑧 رُّ مَ 􀑧 كَ، الْبِ 􀑧 تَفْتِ قَلْبَ 􀑧 ا لَ : اِسْ 􀑧 مْ، قَ 􀑧 تُ : نَعَ 􀑧 رِّ قُلْ 􀑧 نِ الْبِ 􀑧 ألُ عَ 􀑧 تَ تَسْ 􀑧 فَقَالَ : جِئْ
ا كَ 􀑧 دْرِ، وَإِنْ أَفْتَ 􀑧 ي الصَّ 􀑧 رَدَّدَ فِ 􀑧 نَّفْسِ وَتَ 􀑧 النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي ال
النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ "
[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]
Kosa kata / : مفردات
البر : Kebaikan الإثم : Dosa
حاك : Mengganggu يطَّلِع : Diketahui, diselidiki
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa
mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim. Dan dari
Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu
beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau
bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang
karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keraguraguan
dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka
membenarkannya.
(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan
sanad yang hasan.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau
hal itu diketahui orang lain.
2. Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan hal
tersebut pada dirinya .
3. Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang
sangat besar.
4. Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan
perbuatan haram.
5. Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang
paling dekat dengan ketakwaan dan kewara’an dalam agama.
6. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika menyampaikan sesuatu kepada para
shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka.
7. Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama yang bersifat internal dalam hati orang
beriman dan meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kebenaran melahirkan ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28
2. Hati-hati dalam memberi fatwa : 17 : 36
3. Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan :
الحديث الثامن والعشرون
HADITS KEDUAPULUH DELAPAN
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ
الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ
اللهِ، آَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً آًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاآُمْ وَمُحْدَثَاتِ
اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ آُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
[رَوَاه داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
وعظ(نا) : menasihati (kami) موعظة : Nasihat
وجل(ت) : takut القلوب bentuk jamak dari قلب : hati
تأَمَّر : Memerintah ( يعش (يعيش : hidup
علي(آم) : Kalian harus ( إيا(آم : Kalian jangan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata
kami bercucuran. Maka kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat
perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “
Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada
pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara
kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian
berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan
petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian
menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “
(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Pelajaran:
1. Bekas yang dalam dari nasehat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam jiwa para
shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan Allah ta’ala.
2. Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada
muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at kepada pemerintah selama tidak
terdapat didalamnya maksiat.
3. Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin,
karena didalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak
terjadi perbedaan dan perpecahan.
4. Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena
didalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama (bid’ah) yang tidak memiliki
landasan dalam agama.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Anjuran berwasiat menjelang kematian : 2 :180
2. Berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan menjauhi bidah : 59 : 7, 57 : 27
3. Patuh kepada pimpinan : 4 : 59
الحديث التاسع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي
الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَ هُ
اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّآَاةَ، وَتَصُوْ مُ
رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ آَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُم ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ{قَالَ :
بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْ رِ
اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ آُلِّهِ ؟
فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : آُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ،
وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى
وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن
صحيح]
Kosa kata / : مفردات
يسير : Mudah جُنَّة : Tameng, pelindung
تطفئ : Memadamkan جوف الليل : Pertengahan malam
تتجافى : jauh. ( جنوب(هم : jamak dari : جنب
مضاجع jamak dari مضجع : tempat Pinggang
berbaring, tempat tidur عمود : tiang
ذروة : Puncak سنام : Punuk onta
ملاك : kunci semuanya آُفَّ : Tahanlah
يكب : Dimasukkan ( مناخر(هم : jamak dari : منخر
حصائد : jamak dari حصيدة : hidung
panen, buah, akibat ألسنة jamak dari : لسان
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah,
beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan
menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang
besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah
kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa
adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air
mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau
membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”.
Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara,
tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam,
tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah
kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu
?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda:
Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan
dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang
menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas
hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan
mereka ke syurga.
2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak
bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga
setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan
sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum
menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang
kedalam syurga.
4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada
hambanya.
5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan
seseorang ke neraka karena ucapannya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka : 3 : 185
2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan : 2 : 185
3. Qiyamullail : 17 : 79
4. Keutamaan Jihad : 61 : 11, 9 : 19
5. Menjaga lisan : 50 : 18
الحديث الثلاثون
HADITS KETIGAPULUH
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ
تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ
تَبْحَثُوا عَنْهَا.
[حديث حسن رواه الدارقطني وغيره] .
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata : Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan
kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan
batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala
sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih
sayang buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya .
(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dho’if 22). Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An Nawawiah, karangan
Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 197, juz 1.
Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam,oleh Ibnu Rajab).
الحديث الحادي والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH SATU
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِ يِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ ا للهُ
وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّا سُ
.
[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Kosa kata / : مفردات
دل(ني) : Tunjukkan ( أحب(ني : Mencintai(-ku)
(kepadaku) ازهد : Bersikap zuhud-lah
Terjemah hadits / ترجمة الحديث
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang
mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah,
tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan
mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai
1. Hadits dho’if adalah hadits yang lemah kedudukannya dan tidak dapat dijadikan sebagai dalil.
Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai
manusia.
(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak
adanya keter-gantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya .
2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah
dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah
merupakan hakekat zuhud.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Zuhud : 18 : 45-46, 29 : 64, 102 : 1-5
2. Menghindari penyakit hasad (dengki) :
الحديث الثاني والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH DUA
ه 􀑧 لَّى الله علي 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 هُ أَنَّ رَسُ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ س عْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِ
وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
نِ􀑧 هِ عَ 􀑧 نْ أَبِيْ 􀑧 [حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَا هُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
Kosa kata / : مفردات
ضرر :membahayakan diri رار 􀑧􀑧􀑧 ض :menimbulkan bahaya
terhadap orang lain
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda : “ Tidak boleh melakukan perbuatan(mudharat) yang mencelakakan diri sendiri
dan orang lain “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan snad yang bersambung, juga
diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulul-lah
saw, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas
sebagian yang lain).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya.
2. termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok,
mengendarai kendaraan dengan ceroboh
الْحَدِيث الثالث والثلاثون
HADITS KETIGA PULUH TIGA
ى 􀑧 وْ يُعْطَ 􀑧 لم : لَ 􀑧 ه وس 􀑧 لَّى الله علي 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 ا، أَنَّ رَسُ 􀑧 يَ اللهُ عَنْهُمَ 􀑧 اسٍ رَضِ 􀑧 عَنْ ابْنِ عَبَّ
دَّعِ يْ 􀑧 ى الْمُ 􀑧 ةَ عَلَ 􀑧 نَّ الْبَيِّنَ 􀑧 اءَهُمْ، لَكِ 􀑧 وْمٍ وَدِمَ 􀑧 وَالَ قَ 􀑧 الٌ أَمْ 􀑧 ى رِجَ 􀑧 دَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَ 􀑧 اسُ بِ 􀑧 النَّ
وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ )) .
[حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]
Kosa kata / : مفردات
يُعطَى : Diberikan ادعى : Menuduh
البيِّنة : Bukti المدعي : Orang yang menuduh
اليمين : Sumpah انكر : Mengingkari
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah saw : Seandainya setiap
pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan
darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar
mendatangkn bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ .
(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa sesuatu yang dapat
menguatkan pengakuan mereka.
2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan yang
haram dan mengharamkan yang halal.
3. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya.
4. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan
menjelaskan hukumnya berdasarkan apa yang tampak baginya.
5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hukum harus ditegakkan : 4 : 65, 24 : 51
2. Penegakkan hukum harus berdasarkan prinsip yang jelas : 24 : 4, 24 : 23
الحديث الرابع والثلاثون
HADITS KETIGA PULUH EMPAT
لم 􀑧 عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وس
تَطِ عْ 􀑧 مْ يَسْ 􀑧 إِنْ لَ 􀑧 انِهِ، فَ 􀑧 تَطِعْ فَبِلِسَ 􀑧 مْ يَسْ 􀑧 إِنْ لَ 􀑧 دِهِ، فَ 􀑧 رْهُ بِيَ 􀑧 راً فَلْيُغَيِّ 􀑧 نْكُمْ مُنْكَ 􀑧 يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِ
فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
يغَيِّر : Merubah أضعف : Yang paling lemah
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah
dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu
maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut
dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2. Ridho terhadap kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa besar.
3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.
4. Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan
buahnya keimanan.
5. Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran
dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Keutamaan mengatasi kemunkaran : 5 : 78, 7 : 165
2. Realisasi iman : 2 : 278, 3 : 139, 5 : 23,
3. Tingkatan iman : 8 : 2
الحديث الخامس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH LIMA
لم : لاَ 􀑧 ه وس 􀑧 لى الله علي 􀑧 وْلُ اللهِ ص 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 رَةَ رَضِ 􀑧 ي هُرَيْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
ضٍ􀑧 عِ بَعْ 􀑧 ى بَيْ 􀑧 كُمْ عَلَ 􀑧 عْ بَعْضُ 􀑧 دَابَرُوا وَلاَ يَبِ 􀑧 وا وَلاَ تَ 􀑧 وا وَلاَ تَبَاغَضُ 􀑧 دُوا وَلاَ تَنَاجَشُ 􀑧 تَحَاسَ
هُ وَ لاَ 􀑧 هُ وَلاَ يَكْذِبُ 􀑧 هُ وَلاَ يَخْذُلُ 􀑧 لِمِ لاَ يَظْلِمُ 􀑧 و الْمُسْ 􀑧 لِمُ أَخُ 􀑧 اً . الْمُسْ 􀑧 ادَ اللهِ إِخْوَان 􀑧 وا عِبَ 􀑧 وَآُوْنُ
رِّ أَ نْ 􀑧 نَ الشَّ 􀑧 يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِ
يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، آُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
تحاسدوا : (kalian) saling dengki تناجشوا : (kalian) saling menipu
تباغضوا : (kalian) saling membenci دابروا 􀑧 ت : (kalian) saling memutuskan
hubungan
يبع (يبيع) : menjual ( يخذل(ه : Merendahkan-(nya)
يحقر(ه) : Menghina-(nya) ( صدر(ه : dada (nya)
بحسب : Cukup
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling
memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada
orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. . Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak
mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya
dan kehormatannya “ (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Larangan untuk saling dengki .
2. Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga
persaudaraan dan hak-haknya karena Allah ta’ala.
4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan
akhlak dan muamalah.
5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
6. Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang.
7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam
masyarakat Islam.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis : 49 : 10
2. Realisasi ukhuwah Islamiyah : 9 : 71
3. Barometer kehidupan; Taqwa : 49 : 13
4. Dihormatinya hak dan martabat seorang muslim: 5 : 32, 22 : 30
الحديث السادس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH ENAM
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَ نْ
مُؤْمِنٍ آُرْبَةً مِنْ آُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ آُرْبَةً مِنْ آُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّ رَ
عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَ ا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا آاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِ سُ
فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْ نَ
آِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُ مُ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَآَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .
Kosa kata / : مفردات
نفَّس : Meringankan atau ( آربة (آرب : Cobaan berat
menghilangkan مُعْسِر : Orang yang kesulitan
يسَّرَ : Memudahkan عون : Pertolongan
سهّل : Memudahkan
يتدارسون(ه) : (Mereka) saling
mempelajari-(nya)
ستَرَ : Menutupi
سلك : Menempuh
اجتمع : Berkumpul
السكينة : Ketenangan
غشيت(هم) : Liputi, curahkan
حفت(هم) : mengelilingi (mereka) (kepada mereka)
يسرع : Segera بطأ : Lambat
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah saw bersabda : Siapa yang
menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya
Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan
orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan
siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.
Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang
menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan
mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan
dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut
mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan
dipercepat oleh nasabnya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan
dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan
kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut.
2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya.
3. Berbuat baik kepada makhluk merupan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala.
4. Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas didalamnya agar tidak
menggugurkan pahala sehingga amalnya dan kesungguhannya sia-sia.
5. Memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan
tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.
6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya.
7. Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menumbuhkan kepekaan sosial : 107 : 1-7, 70 : 24
2. Menjaga nama baik seseorang : 49 : 11
3. Menumbuhkan tradisi ilmiah : 96 : 1, 170 : 36.
4. Berinteraksi terhadap Al Quran : 73 : 4, 47 : 24, 33 : 36
الحديث السابع والثلاثون
Hadits ketigapuluh tujuh
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ
عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ آَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ
بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا آَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً آَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا آَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ
حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ آَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا آَتَبَهَا
اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً آَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا آَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً "
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Kosa kata / : مفردات
بيَّن : Menjelaskan همَّ : Menjelaskan
ضعف (أضعاف) : Kelipatan سئية : Keburukan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia riwayatkan dari
Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan
dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan
kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu
kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka
Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan
hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia
tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat
kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.
(Riwayat Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Pelajaran.
1. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya
menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas.
2. Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa
menunaikannya.
3. Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika
kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.
4. Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya,
diharapkan dengan begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap
untuk melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5. Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan : 2 : 148, 23 : 61
الحديث الثامن والثلاثون
Hadits Ketigapuluh delapan
لم : إِنَّ ا للهَ 􀑧 ه وس 􀑧 لى الله علي 􀑧 وْلُ اللهِ ص 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَ
بَّ􀑧 تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَ
هُ􀑧 إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُ
هُ􀑧 ا، وَرِجْلَ 􀑧 بْطِشُ بِهَ 􀑧 ي يَ 􀑧 دَهُ الَّتِ 􀑧 هِ، وَيَ 􀑧 رُ بِ 􀑧 ذِي يُبْصِ 􀑧 رَهُ الَّ 􀑧 آُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَ
[رواه الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ
البخاري]
Kosa kata / : مفردات
عادى : Memusuhi ( آذن(ت)(ه : (Aku) izinkan,
تقرب : Mendekatkan diri, beribadah umumkan (kepadanya)
النوافل jamak dari نافلة (perkara- ( افترض(ت)(ه : (Aku) wajibkan
perkara sunnah) (padanya)
استعاذ(ني) : Minta perlindungan يبطش : Memukul, menampar.
(kepada-Ku) ( أعيذن(ه : (Aku) lindungi (dia)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah saw bersabda : Sesungguhya
Allah ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang
dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali
dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang
selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang
fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah
pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan
untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan
untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta
perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.
Pelajaran yang dapat diambil dari hadits/ :الفوائد من الحديث
1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala .
3. Siapa yang kontinyu melaksanakan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat
maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala .
4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia akan mengabulkan doanya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Pemahaman yang benar tentang wali : 10 : 62-64
2. Keutamaan ibadah nawafil (sunnah) : 35 : 32
3. Kekuatan dari Allah : 22 : 40, 18 : 39,
الحديث التاسع والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH SEMBILAN
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ
تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]
Kosa kata / : مفردات
تجاوز : Melewatkan, memaafkan النسيان : Lupa
استكرهوا : (Mereka) dipaksa
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) :
Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan
memaafkan dosa kesalahan dan lupa.
2. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat
maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan
kewajiban dengan sukarela .
3. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang
membangkang.
4. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat
najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian
dia shalat dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut.
Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Toleransi hukum Islam : 22 : 78, 2 : 196
2. Manusiawi dalam penerapan hukum : 64 : 16
الحديث الأربعون
Hadits Keempat Puluh
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ
فَقَالَ : آُنْ فِي الدُّنْيَا آَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَآاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ
صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ . [رواه البخاري]
Kosa kata / : مفردات
غريب : Orang asing عابر سبيل : Pengembara
أمسي(ت) : (engkau berada) di sore
hari
أصبح(ت) : (Engkau berada) di pagi
hari.
منكب(ي) : (kedua) pundak (ku)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah saw memegang pundak kedua
pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau
pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari,
dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk
(persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Pelajaran :
1. Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan
menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya.
2. Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu .
3. Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada
Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat.
4. Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguhsungguh
dan hati –hati agar tidak tersesat.
5. Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6. Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang
muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.
7. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan
bersegera bertaubat dan beramal shaleh.
8. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar beliau
memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar
harus diajarkan tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk
menyampaikan ilmu kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu,
sebagaimana hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar,
karena hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang
dicintainya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hakikat kehidupan : 3 : 185, 10 : 24
2. Optimalisasi setiap kesempatan : 103 : 1-3, 94 : 7.
الحديث الحادي والأربعون
Hadits Keempat Puluh Satu
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُآُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ )) [حَديثٌ
حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي آِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata : Rasulullah
saw bersabda : Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa “ Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al
Hujjah dengan sanad yang shahih.
(Hadits ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in An-Nawawiyah,
karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syekh Al Albani,
hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab)
الحديث الثاني والأربعون
HADITS KEEMPATPULUH DUA
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ
اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاآَانَ مِنْكَ وَلاَ
أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا
مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Kosa kata / : مفردات
دعو(ت)(ني) : (engkau) berdoa, memohon
(kepada-Ku)
رجو(ت)(ني) : (engkau) mengharap
(kepada-Ku)
أبالي : (aku) pedulikan عنان : awan (yang dimaksud adalah
banyaknya)
قراب : Sepenuh خطايا bentuk jamak dari خطأ (kesalahan)
أَتَيْ(تَ)(نِي) : (engkau) mendatangi-(Ku) ( لَقِيْ(تَ)(نِي : (engkau) menemui-(Ku)
Terjemah Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah
ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon
kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan
besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit
kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak
Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi
kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku
temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabulkan.
2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia
minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang
yang bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal
betapapun banyak dosanya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kemurahan Allah ta’ala : 23 : 118, 6 : 133, 7 : 56
2. Tidak putus asa untuk bertaubat : 39 : 53, 5 : 74, 3 : 135


-= 0 0 =-

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop