Friday, September 16, 2011

Hadits 40 Imam Nawawi (bagian 1)

Edited by Teddy Surya Gunawan and Mira Kartiwi, Dec 2003.
الحديث الأول
HADITS PERTAMA
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى . فَمَنْ آَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ آَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن
الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Kosa kata / : مفردات
الأعمال (العمل) : Perbuatan امرء : Seseorang
نوى : (Dia) niatkan امرأة : seorang wanita
Arti Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah ε bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan(1) tergantung
niatnya(2). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia
niatkan. Siapa yang hijrahnya (3) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-
Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al
Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin
Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab
yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Catatan :
1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam
Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga
ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan
anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari
Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh.
Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
2. Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah
dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu
Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal
dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
1. Yang dimaksud perbuatan disini adalah amal ibadah yang membu-tuhkan niat. Adapun perbuatan buruk niat baiknya tidak
akan merubah buruknya menjadi baik
2. Niat adalah keinginan dan kehendak hati.
1. Hijrah secara bahasa artinya : meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya : meninggalkan negri kafir menuju negri
Islam dengan maksud menyelamatkan agamanya. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke
Madinah sebelum Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / : الفوائد من الحديث
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah
tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua
amal shaleh dan ibadah.
4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5. Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari
keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7. Hadits diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia
merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah
adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
1. Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5
2. Hijrah : 4 : 97, 2 : 218, 3 : 195, 8 : 72
3. Fitnah dunia : 3 : 145, 4 : 134, 6 : 70, 8 : 67.
الحديث الثاني
HADITS KEDUA
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
فَأَسْنَدَ رُآْبَتَيْهِ إِلَى رُآْبَتَيْهِ وَوَضَعَ آَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّآاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ
إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَآُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ
خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ آَأَنَّكَ تَرَاهُ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى
الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيا، ثُمَّ قَالَ :
يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاآُمْ يُعَلِّمُكُمْ
دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
طلع : Terbit / datang ( العراة (العاري : telanjang
أسند : Menyandarkan ( رعاء (راعي : Penggembala
آفَّيه (آف) : Kedua telapak
tangan يتطاولون : saling meninggikan
فخذيه (فخذ) : Kedua pahanya انظلق : Berangkat / Bertolak
رآبتيه (رآبة) : Kedua lututnya أثر : Bekas
الحُفاة (الحافي) : telanjang kaki ( أمارات (أمارة : tanda-tanda
Arti hadits / : ترجمة الحديث
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah ε
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih
dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak
ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah ε ) seraya
berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah ε:
“ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “.
Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya
lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda
benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda:
“ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau
tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku
tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu
dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang
bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullahε) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku
berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang
datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Catatan :
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya
terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan .
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk
Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan
Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah ε)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan,
khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh
untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib
baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang
hadir dapat mengambil manfaat darinya.
3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata:
“Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang
tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang
tuan memperlakukan hambanya.
6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang
tidak ada kebutuhan.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain
Allah ta’ala.
8. Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Iman : 2 : 285, 5 : 5, 6 : 82 dll.
2. Islam : 2 : 112, 4 : 125, 72 : 14, 40 : 66, 3 : 19, 5 : 3
3. Ihsan : 18 : 30, 28 : 77, 17 : 7, 5 : 93
4. Hari akhir : 7 : 187, 22 : 7, 31 : 34 .
5. Ilmu ghaib hanya Allah yang mengetahui : 2 : 3, 27:65, 6 : 50, 7 : 188
6. Belajar & mengajarkan Islam : 16:43, 21:7, 3:79, 9:122
الحديث الثالث
HADITS KETIGA
مِعْ تُ 􀑧 الَ : سَ 􀑧 ا قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْهُمَ 􀑧 ابِ رَضِ 􀑧 نِ الْخَطَّ 􀑧 عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْ
هَ إِلاَّ ا للهُ 􀑧 هَادَةُ أَنْ لاَ إِلَ 􀑧 سٍ : شَ 􀑧 رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وس لم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْ
وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّآَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ ر مَ ضَانَ.
[رواه الترمذي ومسلم ]
Kosa kata / : مفردات
سمعتُ : (saya) mendengar ( بُنِيَ (بَنَى : Dibangun
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob radiallahuanhuma dia berkata
: Saya mendengar Rasulullah ε bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi
bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan
Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.
(Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Rasulullah ε menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiangtiang
yang mantap.
2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian
Muhammad ε, merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang
lainnya.
3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat
rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam
diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat
mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat
sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia
bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.
7. Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah ε
bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian
juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Waladan Baradalam syahadatain : 2 : 256, 16 : 36
2. Shalat : 2 : 3, 19 : 31, 20 : 132,
3. Zakat : 9 : 71, 19 : 55, 73 : 20
4. Haji : 3 : 97, 2 : 196, 22 : 27
5. Puasa : 2 : 183, 2 : 185.
الحديث الرابع
HADITS KEEMPAT
وْلُ ا للهِ 􀑧 دَّثَنَا رَسُ 􀑧 الَ : حَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 عُوْدٍ رَضِ 􀑧 نِ مَسْ 􀑧 دِ اللهِ ب 􀑧 رَّحْمَنِ عَبْ 􀑧 دِ ال 􀑧 ي عَبْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
هِ􀑧 نِ أُمِّ 􀑧 ي بَطْ 􀑧 هُ فِ 􀑧 عُ خَلْقُ 􀑧 صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَآُمْ يُجْمَ
لُ􀑧 مَّ يُرْسَ 􀑧 كَ، ثُ 􀑧 لَ ذَلِ 􀑧 غَةً مِثْ 􀑧 أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِ كَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْ
قِ يٌّ 􀑧 هِ وَشَ 􀑧 إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ آَلِمَا تٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِ
ا􀑧 ى مَ 􀑧 ةِ حَتَّ 􀑧 لِ الْجَنَّ 􀑧 لِ أَهْ 􀑧 لُ بِعَمَ 􀑧 أَوْ سَعِيْ دٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَآُمْ لَيَعْمَ
دْخُلُهَا، وَإِ نَّ 􀑧 ارِ فَيَ 􀑧 يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّ
أَحَدَآُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَ كُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَا بُ
[رواه البخاري ومسلم] فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا .
Kosa kata / : مفردات
حدثنا : menyampaikan (kpd kami) خَلْقه : penciptaan(nya)
بطن : perut نطفة : setetes mani
علقة : setetes darah مضغة : segumpal daging
المَلَكَ bentuk tunggal dari يَنْفُخُ ملائكة : Meniup
أجله : kematian (nya) شقيٌّ : Celaka
سعيد : bahagia ذراع : hasta (jarak antara
يسبق : mendahului telapak tangan dan siku)
Terjemah Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullahε
menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan :
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes
mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat
puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus
kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk
menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau
kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian
ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli
neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta
akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka
masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan
apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga
atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan
kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan
akhir yang baik (husnul khotimah).
4. Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab
serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6. Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah
menyempurnakan umurnya.
7. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin
manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih
terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Pengorbanan seorang ibu yang mengandung : 31 : 14
2. Teori reproduksi manusia : 22 : 5, 23 : 14
3. Takdir : 57 : 22, 64 : 11
4. Husnul khotimah : 2 : 132, 4 : 18
الحديث الخامس
HADITS KELIMA
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله
عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية
لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Kosa kata / : مفردات
أحدث : Mengada-ada ردٌّ : Tertolak
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah ε
bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal)
darinya4), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim
disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama)
kami, maka dia tertolak).
1. Yang dimaksud adalah, perbuatan-perbuatan yang dinilai ibadah tetapi tidak bersumber dari ajaran Islam dan tidak
memiliki landasan yang jelas, atau yang lebih dikenal dengan istilah bid’ah.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.
2. Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3. Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’
(mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah ε telah berusaha menjaganya dari
sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4. Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3,
2. Bidah dan taklid : 57 : 27, 17 : 36
الحديث السادس
HADITS KEENAM
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ
آَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي
الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، آَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ
لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ آُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ آُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
بَيِّنٌ : jelas ( أمور (أمر : Perkara-perkara
مشتبهات : samar/syubhat اتقى : Menghindar
اسْتَبْرَأ : Membebaskan عِرْضه : kehormatan (nya)
وقع : terjerumus, melakukan الراعي : penggembala,
يرعى : menggembala pemimpin
يوشك : hampir, nyaris الحمى : batas, pematang.
مضغة : segumpal daging ( صلح(ت : baik, layak,
فسد(ت) : rusak
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdillah Numan bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
ε bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya
terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang
banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama
dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan
terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk
memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja
memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa
dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika
dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata :
Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah
satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Termasuk sikap wara’5) adalah meninggalkan syubhat .
2. Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram.
3. Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada
perbuatan dosa besar.
4. Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.
5. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6. Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang
diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.
7. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan
cara ke arah sana.
8. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatanperbuatan
yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Penetapan halal dan haram : 2 : 275, 16 : 115, 5 : 87
2. Menghindari syubhat : 49 : 12
3. Kedudukan hati : 26 : 89, 16 : 106, 22 : 46
4. Allah Maha Berkuasa (Raja) : 5 : 40, 114 : 2
الحديث السابع
HADITS KETUJUH
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
1. Wara’ adalah sikap dari rasa takutnya seseorang dari perbuatan haram.
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah ε
bersabda : Agama adalah nasehat6)7), kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda :
Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya 8).
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling
menasihati diantara masing-masing individu muslim.
2. Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya .
Tema hadits dan ayat yang terkait dengannya :
1. Dawah dan Amar Maruf Nahi munkar : 3 : 104, 3: 110, 41 : 33
3. Pentingnya selalu upaya untuk saling mengingatkan : 51 : 55, 87 : 9.
الحديث الثامن
HADITS KEDELAPAN
رْ تُ 􀑧 الَ : أُمِ 􀑧 لم قَ 􀑧 ه وس 􀑧 لَّى الله علي 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُ
و ا 􀑧􀑧 وْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُ 􀑧􀑧 داً رَسُ 􀑧􀑧 هَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّ 􀑧􀑧 هَدُوا أَنْ لاَ إِلَ 􀑧􀑧 ى يَشْ 􀑧􀑧 اسَ حَتَّ 􀑧􀑧 لَ النَّ 􀑧􀑧 أَنْ أُقَاتِ
قِّ􀑧 هُمْ إِلاَّ بِحَ 􀑧 اءُهُمْ وَأَمْوَالُ 􀑧 ي دِمَ 􀑧 مُوا مِنِّ 􀑧 كَ عَصَ 􀑧 وا ذَلِ 􀑧 إِذَا فَعَلُ 􀑧 اَةَ، فَ 􀑧 وا الزَّآ 􀑧 لاَةَ وَيُؤْتُ 􀑧 الصَّ
الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Kosa kata / : مفردات
أُمِرْتُ : aku diperintahkan أُقَاتِل : (aku) Memerangi
دماء : bentuk jamak dari دم : darah عصموا : mereka terlindung
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah ε bersabda : Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain
Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak
Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Υ (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
Hadits ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah
rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk
1. Nasehat adalah : ungkapan yang menyeluruh berupa keinginan yang mencakup semua kebaikan.
2. Yang dimaksud adalah bahwa nasehat merupakan penopang agama.
3. Yang dimaksud dengan nasehat kepada Allah adalah beriman kepadanya, tidak menyekutukannya, mensucikannya dari
segala kekurangan, ta’at kepada-Nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Nasehat kepada Rasul-Nya adalah membenarkan
risalahnya, beriman kepada semua yang dibawanya, menghormatinya, melaksanakannya ajarannya dll.
diantaranya mereka yang menolak membayar zakat . Maka Umar bin Khottob menegurnya
seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha
Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” .
Maka berkatalah Abu Bakar : “Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”,9)
hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka
yang menolak membayar zakat.
3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum
muslimin.
4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang
menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang yang sudah
menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan
agamanya dan jamaahnya .
5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman
tidak membutuhkan amal perbuatan.
6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan
syari’atnya.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi
berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Aqidah dan syariat harus ditegakkan : 42 : 13,
2. Perlindungan terhadap nyawa dan harta : 2 : 188, 4 : 93
3. Besarnya kedudukan zakat : 9 : 34
الحديث التاسع
HADITS KESEMBILAN
وْلَ ا للهِ 􀑧 مِعْتُ رَسُ 􀑧 الَ : سَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 خْر رَضِ 􀑧 نِ صَ 􀑧 رَّحْمَنِ بْ 􀑧 دِ ال 􀑧 رَةَ عَبْ 􀑧 ي هُرَيْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
ا􀑧 هُ مَ 􀑧 أْتُوا مِنْ 􀑧 هِ فَ 􀑧 رْتُكُمْ بِ 􀑧 ا أَمَ 􀑧 اجْتَنِبُوْهُ، وَمَ 􀑧 هُ فَ 􀑧 تُكُمْ عَنْ 􀑧 ا نَهَيْ 􀑧 صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَ
اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ آَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
نَهَيْتُكم : (Aku) larang kalian اجتنبوا : Mereka menghindari- nya
1. Maksudnya adalah bahwa mereka yang tidak membayar zakat berhak diperangi berdasarkan hak (ajaran) Islam seperti
yang disinggung dalam hadits.
أَمَرْتُكُم : (Aku) perintahkan kalian أَهْلَكَ : Menghancurkan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya
mendengar Rasulullah ε bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya
dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.
Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya
pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi
mereka. (Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah ε.
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan
dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang
dia mampu laksanakan.
3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar
kemampuannya.
4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7. Wajib mengikuti Rasulullah ε, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan
perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat
tersebut belum dibutuhkan.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah ε : 59 : 7, 8 : 46
2. Bertakwa sebatas kemampuan : 64 : 16 .
3. Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber kehan-curan : 40 : 5
الحديث العاشر
HADITS KESEPULUH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ
تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى
يَا أَيُّهَا 􀀏 وَقاَلَ تَعَالَى : 􀀐 يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ آُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً 􀀏 :
ثُمَّ ذَآَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ 􀀐 الَّذِيْنَ آمَنُوا آُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاآُمْ
يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ
وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات
يقبل : Menerima يطيل : Panjang / jauh
أشعث : Kumal أغبر : Berdebu / dekil
يَمُدّ : Memanjangkan/ mengangkat فأَنَّى : Maka dari mana/ bagaimana
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda : Sesungguhnya
Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan
firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia
berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan
jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit
seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu
keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan
dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah
dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya
doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka
yang Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal
perbuatan.
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu
yang haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud
agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan
berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat
dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah : 28 : 77
2. Mengkonsumsi yang halal : 5 : 88
3. Meratap dalam berdoa : 19 : 3, 32 : 16 .
الحديث الحادي عشر
PELAJARAN KESEBELAS
لَّ مَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلِ اللهِ صَ 􀑧 بْطِ رَسُ 􀑧 عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِ
لَّمَ؛ دَ عْ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلِ اللهِ صَ 􀑧 نْ رَسُ 􀑧 تُ مِ 􀑧 وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْ
مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
حفظ(ت) : (saya) menghafal/ دَعْ : tinggalkan
mengetahui ( يريب(ك : meragukan-(mu)
Terjemah hadits:
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah ε dan
kesayangannya ψ dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah ε (sabdanya): Tinggalkanlah
apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran:
1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan
syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.
3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya
keraguan dan kebimbangan.
5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
6. Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan
yang haram.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Meninggalkan keragu-raguan : 14 : 10, 49 : 15, 2 : 2
الحديث الثاني عشر
HADITS KEDUA BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ
إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْآُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
[حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Kosa kata / : مفردات
ترك(ه) (dia) meninggalkan ( يعني(ه : penting (baginya)
Terjemah hadits :
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda : Merupakan tanda
baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya .
(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkaraperkara
yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah.
2. Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat
didalamnya.
3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan
merupakan pertanda kelemahan iman.
4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada
diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.
5. Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada
perpecahan dan pertikaian diantara manusia.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Optimalisasi waktu dan potensi : 103 : 1-3, 2 : 148
2. Meninggalkan hidup terlena : 63 : 9, 31 : 6
الحديث الثالث عشر
HADITS KETIGA BELAS
لَّ مَ 􀑧 عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَ
ب 􀑧 ا يُحِ 􀑧 هِ مَ 􀑧 بَّ لأَخِيْ 􀑧 ى يُحِ 􀑧 دُآُمْ حَتَّ 􀑧 ؤْمِنُ أَحَ 􀑧 الَ : لاَ يُ 􀑧 لَّمَ قَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 يِّ صَ 􀑧 نِ النَّبِ 􀑧 عَ
[رواه البخاري ومسلم] لِنَفْسِهِ
Kosa kata / : مفردات
يحب : Mencintai ( ل)نفس(ه ) : (untuk) diri-(nya)
Terjemah hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah ε dari Rasulullah ε,
beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai
saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan
kesempurnaan iman.
3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatan.
4. Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri : 49 : 12,
2. Ukhuwwah Islamiah : 49 : 10, 3 : 103
الحديث الرابع عشر
HADITS KEEMPAT BELAS
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يَحِلُّ
دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ
الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
يحل : halal دم : darah
الثيب : yang sudah menikah الزاني : orang yang berzina
التارك : orang yang meninggalkan المفارق : memisahkan dirinya
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda : Tidak halal darah
seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah
ε ) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh
orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari jamaahnya.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab, yaitu : zina
muhshon (orang yang sudah menikah), membunuh manusia dengan sengaja dan
meninggalkan agamanya (murtad) berpisah dari jamaah kaum muslimin.
2. Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman
mati kepada mereka yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan
dan murtad.
3. Sesungguhnya agama yang disepakati adalah yang dipegang oleh jamaah kaum
muslimin, maka wajib dijaga dan tidak boleh keluar darinya.
4. Hukum pidana dalam Islam sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah (preventif)
dan melindungi.
5. Pendidikan bagi masyarakat untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi
oleh-Nya dan keadaan tersembunyi atau terbuka sebelum dilaksanakannya hukuman.
6. Hadits diatas menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian.
7. Dalam hadits tersebut merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh manusia yang
diharamkan oleh Allah ta’ala.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Nyawa seorang muslim dilindungi : 4 : 93
3. Hukuman dalam Islam sebagai bagian dari perlindungan: 2 : 179
الحديث الخامس عشر
HADITS KELIMA BELAS
ا نَ 􀑧 نْ آَ 􀑧 الَ : مَ 􀑧 لَّمَ قَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 هُ أَنَّ رَسُ 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْ
رِ􀑧 وْمِ الآخِ 􀑧 اللهِ وَاْليَ 􀑧 ؤْمِنُ بِ 􀑧 يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ آَانَ يُ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ آَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ .
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
لِ)يَصْمُتْ ) : (hendaklah) dia diam يُكْرِم : memuliakan
جار(ه) : tetangga-(nya) ( ضَيْفَ(هُ : tamu-(nya)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah ε bersabda: Siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2. Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih
sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3. Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4. Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan
menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5. Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan
mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6. Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat
menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7. Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya
serta tidak menyakitinya.
8. Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan
beramar ma’ruf nahi munkar.
9. Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya
terhadap syariat Islam.
10. Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iman dan pengaruhnya dalam prilaku keseharian :
2. Menjaga perkataan : 50 : 18,
3. Hubungan baik dengan tetangga : 4 : 36,
4. Sikap mulia terhadap tamu : 51 : 24-27
الحديث السادس عشر
HADITS KEENAM BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي،
قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Kosa kata / : مفردات
أَوْصِ(نِي) : nasihatilah لا : Jangan
(saya) ردّد : mengulanginya
تغضب : (engkau) marah مراراً : berkali-kali
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya. Beliau
bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau
bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi )
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatanperbuatan
kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan
nasihat yang baik.
2. Larangan marah.
3. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan
kedudukannya.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Meninggalkan sifat pemarah : 3 : 159, 3 : 134
الحديث السابع عشر
HADITS KETUJUH BELAS
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : إِنَّ اللهَ آَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى آُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُآُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الإحسان : berlaku baik ( قتل(تم : (kalian) membunuh
القتلة : cara membunuh ( ذبح(تم : (kalian) menyembelih
الذبحة : cara menyembelih يحد : mengasah/ menajamkan
شفرت(ه) : pisau- (nya) / alat يرح : senangilah
menyembelih ( ذبيحت(ه : hewan sembelihan(nya)
Terjemah hadits / : ترحمة الحديث
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala
sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian
menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk diantaranya
adalah hewan.
2. Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh
menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.
3. Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya.
Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat
menyembelihnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Profesionalisme : 28 : 77
2. Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk (ihsan) : 2 : 195
الحديث الثامن عشر
HADITS KEDELAPAN BELAS
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا آُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
اتَّقِ (الله) : Bertakwalah (kepada حيثما : Dimana saja
Allah) السيئة : keburukan
أتبع : Ikutialh خالق : pergaulilah
تمح(ها) : menghapus-(nya) ب)خُلُق ) : (dengan) akhlak
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal
radhiallahuanhuma dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana
saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas
diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan
akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan
ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif
pergaulan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu : 2 : 197
2. Akhlak mulia : 68 : 4
الحديث التاسع عشر
HADITS KESEMBILAN BELAS
لَّى 􀑧 يِّ صَ 􀑧 فَ النَّبِ 􀑧 تُ خَلْ 􀑧 الَ : آُنْ 􀑧 ا قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْهُمَ 􀑧 عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِ
ظِ ا للهَ 􀑧 اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ آَلِمَا تٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَ
وْ􀑧 ةَ لَ 􀑧 مْ أَنَّ اْلأُمَّ 􀑧 اللهِ، وَاعْلَ 􀑧 تَعِنْ بِ 􀑧 تَعَنْتَ فَاسْ 􀑧 أَلِ اللهَ وَإِذَا اسْ 􀑧 أَلْتَ فَاسْ 􀑧 كَ، إِذَا سَ 􀑧 دْهُ تُجَاهَ 􀑧 تَجِ
و ا 􀑧 كَ، وَإِنِ اجْتَمَعُ 􀑧 اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ آَتَبَهُ اللهُ لَ
لاَ مُ 􀑧 تِ اْلأَقْ 􀑧 كَ، رُفِعَ 􀑧 هُ اللهُ عَلَيْ 􀑧 دْ آَتَبَ 􀑧 يْءٍ قَ 􀑧 رُّوْكَ إِلاَّ بِشَ 􀑧 مْ يَضُ 􀑧 يْءٍ لَ 􀑧 رُّوْكَ بِشَ 􀑧 ى أَنْ يَضُ 􀑧 عَلَ
وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَ ا
أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Kosa kata / : مفردات
خلف : dibelakang ( أُعَلِّمُ(ك : (saya) ajarkan (engkau)
اِحْفَظ : Peliharalah /jagalah ( تجاه(ك : dihadapan-(mu)
اسْتَعَنْ(تَ) : (engkau) minta ( اجتمع(ت : berkumpul.
pertolongan ( يضرو(ك : mendatangkan bahaya
ينفعو(ك) : memberikan manfaat (kepadamu)
(kepadamu) الأقلام : bentuk jamak dari قلم
رُفِعَ(ت) : diangkat الصحف : bentuk jamak dari صحيفة
جَفَّ(ت) : kering yaitu: catatan.
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat
saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai
ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah10), niscaya dia
akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu11). Jika kamu
meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan
kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan
manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun
kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk
mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali
kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah
kering12) .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan :
Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia
akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan
menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan
bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
1. Maksudnya adalah bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhkan larangannya.
2. Dengan pertolongan dan perlindungan-Nya.
3. Maksudnya adalah segala sesuatu telah ditakdirkan dan dibukukan pencatatannya oleh Allah ta’ala.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta
menyiapkan generasi mu’min idaman.
2. Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya
terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3. Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan
menjaganya di dunia dan akhirat.
4. Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan
mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5. Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain
kepada Allah semata.
6. Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7. Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat
sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau
berkendaraan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menyiapkan generasi beriman : 4 : 9, 25 : 74, 46 :15
2. Allah tempat bergantung dan berlindung : 1 : 5, 112 : 2
3. Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah : 64 : 11, 9 : 51, 7 : 188, 10 : 49.
الحديث العشرون
HADITS KEDUA PULUH
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْ لُ
تَ حِ 􀑧 مْ تَسْ 􀑧 ى، إِذَا لَ 􀑧 وَّةِ الأُوْلَ 􀑧 لاَمِ النُّبُ 􀑧 اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ آَ
[رواه البخاري ] فَاصْنَعْ مَا شِئ تَ .
Kosa kata / : مفردات
أدرك : diketahui, didapatkan النبوة : kenabian
لم : huruf nafi, artinya: tidak ( تستح (تستحي : (engkau) malu .
ف)اصنع ) : (maka) perbuatlah ( شِئْ(ت : (yang engkau) sukai
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata:
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah
dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu
perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus
ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya
sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa
yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya
semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki
tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan
kebenaran . Allah ta’ala berfirman : “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
6. Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan
Wafa’ (menepati janji)
7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya : 33 : 53
الحديث الحادي والعشرون

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop